CERITA SEX AKIBAT KENAKALAN ELIZA SINTAL PART2

CERITA SEX AKIBAT KENAKALAN ELIZA SINTAL PART2

TOURNAMENT PENCURI JACKPOT WAJIB4D

CERITA SEX AKIBAT KENAKALAN ELIZA SINTAL PART2, Hasrat-Bispak03 Kami balik arah, dan mereka berdua temaniku kembali lagi ke kelas. Dan ke-2  pacarku ini gak jenuh jemunya merayu dan mengejekku perihal Andy. Saya kembali lagi tidak dapat membalasnya, cuman tersenyum malu serta pasrah terima semuanya. Saya cuman dapat mengharapkan kami selekasnya hingga sampai ke kelasku. Namun di saat kami sampai di muka pintu kelas, tau-tau saya berasa pengin buang air kecil.

"Sher… kamu kembali ke kelas saja dahulu. Jen, saya pengen ke toilet, kelak kalaupun ditanyan pak Totok tolong bilangin saya masih ke toilet dahulu ya", saya menitip pesan pada Jenny.

"Eliza… saya temanin kamu ya…", Jenny merengek-rengek.

"Eh… gak perlu ah… tidak lama saja kok", kataku sembari ketawa geli.

"Ya telah dech, gak boleh semakin lama ya sayang… Sher, saya masuk dahulu, bye bye…", kata Jenny lalu sama-sama lambaikan tangan dengan Sherly, selanjutnya masuk ke kelas.

Sherly sendiri lagi menggamit tanganku. Sebetulnya saya sedikit risi digandeng oleh Sherly dengan mesra semacam ini, tetapi saya menurut saja sekalian mengharapkan dalam hati mudah-mudahan tak ada yang sangsi memandang kemesraan Sherly padaku yang sedikit di luar batasan ini.

Selanjutnya kami hingga sampai di muka pintu kelasnya Sherly, serta saya menanti Sherly membebaskan gandengan di tanganku.

"Telah dahulu ya Sher, saya ke toilet dahulu", kataku sekalian tersenyum pada Sherly.

"Eliza… saya temani kamu ya…", bisik Sherly di telingaku.

"Ih kamu kok jadi seperti Jenny sich?… Gak perlu dech, saya kan cuma sesaat", jawabku dengan berbisik juga, dan kembali lagi saya ketawa geli.

"Iya dech, hingga sampai kelak ya Eliza", kata Sherly dengan model sedih, tetapi dia angkat tangannya.

"Iya, hingga sampai kelak", saya menjawab sekalian lambaikan tanganku , lalu saya selekasnya ke arah toilet.

CERITA SEX AKIBAT KENAKALAN ELIZA SINTAL PART2

Sewaktu saya bakal masuk, saya berpapasan dengan Vera yang anyar keluar toilet. Kami sempat sama-sama sapa, dan diam diam saya berasa bertanya-tanya, kenapa barusan Vera tersenyum aneh semacam itu sewaktu dia melihatku.

Entahlah, lalu saya lagi masuk ke toilet wanita ini, dan dengan asal-asalan saya pilih satu diantara dari 6 kamar kecil yang berada di dalam sini. Sehabis saya tuntas buang air kecil dan membereskan busana dan rok seragamku, saya lekas keluar untuk kembali lagi ke kelasku.

"Emmphh…", saya menjerit terbendung di saat tau-tau ada sebuah tangan yang menahan mulutku.

Belumlah sempat saya bereaksi, sebuah tangan yang lainnya melingkar di muka dadaku dan menarikku ke belakang, dalam pelukan pemilik ke-2  tangan ini.

Saya meronta dengan hati seram, namun pelukan ini sangat kuat, sampai tiada perlawanan yang memiliki arti, saya udah terbawa masuk ke gudang yang berada pada sisi toilet, tempat di mana Vera tidak tahu ditiduri atau sedang layani Dedi serta Pandu 2 hari lalu.

Penculikku ini selalu menarikku ke ujung tempat ini, sampai kami ada pada balik timbunan meja serta bangku tua. Tiada melepaskan bekapan tangannya pada mulutku, dia tekan bahuku sampai saya berjongkok, serta tidak lama kemudian penculikku ini duduk dari sisi kananku, lalu dia memangku badanku di atas pahanya.

"Eliza… kamu tidak boleh ribut! Selekasnya ada tontonan yang memikat", bisik penculik ini pada telinga kiriku.

Suara ini membuatku takut lantaran saya tahu ini nada Dedi. Saya tercenung tidak lama, lalu saya mengacaukank perlahan. Lebih bagus saya menurutinya, lantaran bila saya mengakibatkan kekacauan, lalu banyak yang mengetahui saya di gudang ini lagi berduaan dengan Dedi, apa saja faktanya namaku akan remuk.

TOURNAMENT PENCURI JACKPOT WAJIB4D

Bekapan di mulutku dilepaskan, dan saya diam saja tiada usaha memandang menuju Dedi. Di gudang ini tidak tahu bakal ada tontonan apa, tetapi seusai tontonan itu selesai, saya was-was Dedi tidak dapat membiarkanku pergi demikian saja saat sebelum memaksakan saya layani hasrat birahinya di gudang ini.

Saya tengah tidak suasana hati untuk ngeseks waktu ini. Diam diam saya memikir bagaimana biar ini hari saya tidak mesti memasrahkan lubang vaginaku ditembusi tangkai penis lelaki busuk ini. Barangkali saya dapat coba tawarkan service oral dengan argumen saya tidak ingin tepergok seseorang sebab saya mengerang, atau saya takut ditanya guru di kelasku karena saya kelamaan ada di toilet.

Dengan demikian mudah-mudahan sang kurang ajar ini terima alasanku dan tidak memaksakanku untuk ngeseks dengannya. Pada saat saya pikirkan adakah argumen yang lebih baik, tiba-tiba kurasakan Dedi menggandeng lenganku, dan saya arahkan penglihatan mataku mengarah yang dipilih oleh jemari telunjuk Dedi.

Saya termangu memandang masuknya seorang cebol langsung kukenali menjadi pelayan satu diantaranya stan di kantin sekolah. Saya gak tahu nama sang cebol ini, tetapi saya tahu pemilik stan tempat sang cebol ini bekerja merupakan Cie Fifi, seorang wanita yang menurutku wajahnya elok, umurnya kira-kira 29 tahun.

Kehadiran sang cebol ini membuatku sedikit takut. Saya tahu diam diam sang cebol ini sukai memandang tajam mengarah Jenny, Sherly, saya, serta siswi lain yang makan di kantin. Tidak tahu apa yang diharapkan Dedi dengan membawaku ke gudang ini pada saat dia mengetahui sang cebol ini akan masuk ke sini.

Sang cebol duduk dengan semaunya di bangku yang berada pada tengah ruang ini. Saya tidak mengetahui apa yang dikerjakan, apa tunggu satu orang, atau dia berencana suatu yang lainnya.

TOURNAMENT PENCURI JACKPOT WAJIB4D


Tau-tau pintu gudang ini terbuka kembali, dan saya tercenung lihat kehadiran Cie Fifi yang masuk dengan raut muka dongkol. Namun anehnya Cie Fifi justru hampiri sang cebol yang tengah tersenyum senyuman memuakkan.

"Halo Fifi sayang", sapa sang cebol, sementara Cie Fifi cuma diam gak menjawab.

Tidak beberapa lama kemudian sang cebol berdiri, dan selanjutnya jantungku berdebar-debar cepat memandang sebuah panorama erotis yang mengagetkan terhidang di hadapanku.

Sang cebol menyelinap masuk ke rok Cie Fifi yang cuman diam saja. Kepala sang cebol yang sekarang berada di dalam rok Cie Fifi, pas di muka pangkal paha Cie Fifi membikin sisi depan rok itu menyembul.

"Sshh…", Cie Fifi mendesah sekalian pejamkan mata dan menggigit bibirnya sendiri.

Saya selalu melihat sisi yang menyembul dari rok Cie Fifi yang pasti yaitu kepala sang cebol itu bergerak gerak, membuat hasratku perlahan-lahan bangun, serta saya mesti usaha atur napasku yang mulai mengincar.

"Mengapa elok? Kamu ingin digituin seperti Cik Fifi? Kok kamu ikut juga turut gigit bibir?", tau-tau kudengar bisikan Dedi.

Mukaku berasa panas, saya anyar sadar kalaupun rupanya saya pula menggigit bibirku sendiri. Saya memandang Dedi dengan jengkel. Tetapi pastinya saya gak dapat melakukan hal beberapa macam dibanding nasibku justru jadi bertambah jelek. Saya gak tahu apa yang bakal terjadi padaku bila saya bikin kekacauan yang menyebabkan sang cebol ini tahu saya ada pada sini.

Dedi cuma tersenyum senyuman, sama menjijikannya dengan senyum sang cebol barusan. Dan saya tidak dapat banyak berbuat sewaktu Dedi yang memangku badanku ini memegangku dari belakang serta memulai merayuku.

Dengan ke-2  tangannya yang mengitari badanku dari belakang ini, Dedi mulai meremasi ke-2  payudaraku, terkadang halus, terkadang kasar, yang jelas tingkah Dedi ini membuatku risau serta jantungku berdegap bertambah kuat.

CERITA SEX AKIBAT KENAKALAN ELIZA SINTAL PART2

Saya gak berani meredam karena saya takut tepisanku mungkin mengundang suara yang kali saja kedengar oleh sang cebol itu atau Cie Fifi. Saya cuma dapat usaha menggenggam ke-2  pergelangan tangan Dedi yang semakin lebih besar dari ke-2  pergelangan tanganku ini, dan saya coba tarik tangan Dedi ke bawah untuk melepaskan ke-2  payudaraku dari remasan remasan kurang ajar ini.

Tetapi tangan Dedi sangat kuat buatku untuk kusingkirkan demikian saja. Saya menggeliang kurang kuat, fokusku untuk menyaksikan episode erotis di hadapanku ini mulai bubar sebab saya sendiri telah mulai terangsang karena tingkah Dedi yang tetap meremas ke-2  payudaraku.

"Ded… hentikan…", bisikku dengan ketus.

"Ssst!", Dedi menyuruhku diam, tetapi kurang ajarnya ke-2  tangan Dedi itu menempel kuat dan selalu meremasi ke-2  payudaraku.

Sadar dapat peluang Cie Fifi dengar suaraku barusan, saya menyaksikan ke Cie Fifi. Nyatanya dia lagi pejamkan mata serta mendesah gak karuan sembari memegang sembulan di sisi depan rok yang dikenainya, yang jelas ialah kepala sang cebol.

Kendati pun jantungku berdegap kuat menyaksikan itu seluruh, merasa sakit pada ke-2  payudaraku membuatku kembali mengulet, serta saya coba menjauhi payudaraku dari remasan remasan nakal ini. Tetapi dimanapun saya bergerak, telapak tangan Dedi selalu menempel kuat dan lagi memberi remasan di ke-2  payudaraku.

Pikiranku mulai rusuh serta napasku mulai berasa sesak. Perlahan-lahan tetapi pastinya, saya mulai teraniaya karena rasa panas yang mulai menjalari badanku ini.

Selanjutnya saya menunjuk stop menggerak-gerakkan badanku, namun saya coba menggenggam serta menarik ke-2  telapak tangan Dedi yang repot permainkan ke-2  payudaraku ini. Saya sadar tenagaku tidak bakal ada berarti buat Dedi, tetapi saya gak ingin berserah demikian saja.

"Mhhh…", saya dengar rintihan Cie Fifi.

Perhatianku kembali tertuju di fragmen erotis di depanku. Tidak tahu mulai sejak kapan, saya memandang satu helai celana dalam yang terkapar di dekat kaki Cie Fifi.

TOURNAMENT PENCURI JACKPOT WAJIB4D

Itu nyata celana dalam Cie Fifi yang diambil terlepas oleh sang cebol. Dan Cie Fifi yang sekarang sedikit membungkuk, mendesah serta mengesah dengan muka seperti meredam sakit pada saat sang cebol repot dalam rok Cie Fifi.

Saya pejamkan mataku, memikirkan dalam rok Cie Fifi itu tidak ada lembar celana dalam yang buat perlindungan vagina Cie Fifi. Serta sekarang sang cebol itu tidak tahu lagi menjilat-jilati bibir vagina Cie Fifi, menyeruput serta memagut bibir vagina Cie Fifi, atau sedang merayu serta mengeduk lubang vagina Cie Fifi dengan lidahnya, atau mungkin dengan jarinya.

Rasa panas yang menjalari badanku ini bertambah jadi beres.  Saya sudah terangsang, entahlah lantaran remasan nakal yang tengah dilakukan Dedi di ke-2  payudaraku, atau karena pikiranku yang melayang-layang mengayalkan apa yang terjadi di rok Cie Fifi itu.

Serta badanku menggigil di saat saya hampir gak dapat mengendalikan diriku untuk mengesah karena Dedi mencium tengkuk leherku, serta kondisi jadi kian sukar untukku waktu saya merasai jilatan Dedi di tengkuk leherku ini.

IV. Akhir Penderitaan Cie Fifi, Awal mula Deritaku

"Saya  anyar ketahui kurang lebih dua minggu sebelumnya, kalaupun bu Fifi itu dapat juga difungsikan seperti kamu", bisik Dedi di telingaku.

Pengin rasanya saya menampar Dedi karena kata-katanya yang sangat kurang ajar itu. Namun saya tidak berani melaksanakannya, selain saya takut kemunculanku di sini tertangkap oleh Cie Fifi dan khususnya sang cebol, saya gak ingin terima balasan yang aneh aneh dari Dedi serta membuat nasibku kian jelek.

Karenanya saya cuma dapat memandang Dedi dengan dongkol, tetapi bibirku justru dipagut oleh Dedi. Saya pejamkan mataku serta mengendalikan rintihanku. Saya cuma dapat pasrah membebaskan Dedi melumat bibirku sampai ia senang.

Namun waktu napasku nyaris habis, saya meronta sampai bibirku lepas dari pagutan Dedi, dan saya cepat usaha mengontrol napasku sepelan barangkali biar dengusan napasku ini tidak hingga kedengar Cie Fifi atau sang cebol.

CERITA SEX AKIBAT KENAKALAN ELIZA SINTAL PART2

"Nungging di sono, Fifi", tiba-tiba kudengar suara sang cebol, yang tanpa ada enggan memerintah Cie Fifi langsung mengatakan nama Cie Fifi demikian saja.

Saya kembali perhatikan mereka. Telunjuk sang cebol ke arah selembar kardus kusam dari sisi bangku tempat di mana dia menanti Cie Fifi barusan.

"Dasar kurang ajar. Kamu ingat ya! Ini hari telah ke sembilan!", kata Cie Fifi dengan 1/2 menghardik di sang cebol.

"Iya iya… tinggal 1 kali kembali. Telah cepat nungging", sang cebol menyetujui.

Meskipun raut paras Cie Fifi nampak kecewa, Cie Fifi mengikuti perintah sang cebol. Cie Fifi berlutut, lalu menyanggakan ke-2  tangannya di lantai. Selanjutnya Cie Fifi merendahkan badannya serta menyandar kepalanya di ke-2  tangannya yang saat ini terlipat namun masih menopang di lantai.

Tanpa berucap apa manalagi, sang cebol melepaskan celana panjang dan celana dalamnya yang rada kusam. Lantas dia dekati Cie Fifi yang telah menungging itu dan membeberkan rok Cie Fifi ke atas. Tidaklah ada perlawanan betul-betul dari Cie Fifi waktu celana dalamnya dilorotkan sang cebol sampai ke lutut.

Sang cebol telah siap-siap untuk nikmati badan Cie Fifi. Dia berdiri berada di belakang bokong Cie Fifi, ke-2  kakinya lumayan direntangkan sedikit, serta sesaat kemudian…

"Engghh…", Cie Fifi melenguh.

Kusaksikan badan sang cebol telah memulai bergerak mundur-maju dibarengi desahan serta rintihan Cie Fifi. Tidak tahu mulai sejak kapan Cie Fifi jadi budak sex sang cebol ini, namun bila sudah kali ke sembilan seperti kata Cie Fifi barusan, saya tidak begitu bertanya-tanya lihat sikap sang cebol yang berani serta sesenang hati seperti barusan.

Saya tidak mengira Cie Fifi yang setiap hari nampak demikian ramah serta enerjik, rupanya mengubur soal yang gak selisih jauh denganku. Saya berasa kasihan di Cie Fifi biarpun dari penuturan mereka barusan, barangkali Cie Fifi tinggal 1 kali kembali mengikhlaskan badannya dijarah oleh sang cebol itu.

TOURNAMENT PENCURI JACKPOT WAJIB4D

Tapi sebuah remasan kurang ajar pada ke-2  payudaraku ini menyadarkanku jika waktu ini nasibku gak lebih bagus dari Cie Fifi.

"Elok, saya horny nih… Habis mereka tuntas kelak, saya  pengin sama kamu sayang…", bisik Dedi di telingaku, dan dia lagi meremas remas ke-2  payudaraku denzgan keras.

Saya menggelinjang kesakitan. Dan kalimat Dedi barusan membuatku tegang. Kelak Dedi dapat memaksakanku ngeseks dengannya. Saya terlintas intimidasi Dedi pada tempat tambal ban itu, serta hal demikian membuatku was-was sebab selekasnya saya dapat memperoleh problem jika Dedi mengerti saya menggunakan celana dalam.

‘Duh… bagaimana ini? Cepat Eliza… berpikiir…', saya berteriak dalam hati.

Saya terlintas mengenai sejumlah argumen yang kupikirkan barusan. Saat ini tinggal bagaimana tekniknya saya meminta biar Dedi ingin dengar alasanku dan tak memaksakanku untuk ngeseks dengannya.

"Oooh…", kudengar Cie Fifi mengerang sampai saya kembali perhatikan Cie Fifi.

Nyatanya sang cebol lagi semangat memaju mundurkan badannya ke selangkangan Cie Fifi. Badan Cie Fifi tergoyang guncang, membuatku sedikit ingin tahu apa penis sang cebol itu lumayan besar. Tetapi saya kembali menggelinjang kesakitan di saat Dedi meremas ke-2  payudaraku dengan gaungs.

"Ded, udah… sakit… turunin saya donk", saya berbisik dengan kecewa di Dedi.

"Habis empuk sich", jawab Dedi oleh kurang ajar sekalian meremas bongkahan payudaraku 1x kembali, lalu dia menurunkanku dari pangkuannya.

Saya memandang Dedi geram, serta dia cuman tersenyum senyuman, kayaknya dia puas sehabis jadikan ke-2  payudaraku ini mainannya semenjak barusan.

Suara rintihan Cie Fifi ditambahkan dengusan sang cebol, membuat keadaan di gudang ini jadi sedikit ribut, karenanya saya pikir ini waktu yang pas untuk mengemukakan tujuan dan alasanku di Dedi tanpa ada takut kedengar oleh Cie Fifi maupun sang cebol.

CERITA SEX AKIBAT KENAKALAN ELIZA SINTAL PART2

"Ded, saya barusan itu cuman pamit ke WC. Saya oralin kamu saat ini saja ya, ngerinya kelak saya dimaki sama guru jika saya kelamaan di sini.", saya berbisik perlahan sembari memandang Dedi dan melepaskan celana panjangnya sesuai kebutuhan.

Dedi diam, nampaknya dia sedang pikir.

"Ya udah, saat ini saja", jawab Dedi yang dengan berbisik.

Saya lega dengar jawaban Dedi, serta saya lekas bergeserkan celana dalam Dedi buat cari penisnya. Saya tercenung sebentar menyaksikan penis itu udah ereksi, serta saat saya memegang tangkai penis itu, berasa demikian keras.

"Udah berdiri Cantik… karena kamu", bisik Dedi dengan berlaga mesra.

Saya sedikit geli pun dengar rayuan cabul Dedi. Namun saya gak ingin menghabiskan waktu, saya selekasnya mulai memikat penis Dedi, mengocak tangkai penis itu secara lembut.

"Oooh… nikmatnya memekmu Fiii", saya dengar sang cebol mengaduh, dan di saat saya melirik menuju mereka, saya lihat sang cebol tengah menarik penisnya.

Nyatanya sang cebol cepat juga keluar. Bagaimana dengan panjang penisnya? Apa lebih pendek dari umumnya punya beberapa pejantan yang sempat meniduriku?

Saat ini Cie Fifi terbujur rebah di atas kardus itu. Seingatku, sejak mulai barusan Cie Fifi cuma mendesah atau mengesah saja, namun tidak sampai melenguh layaknya seperti wanita yang lagi alami orgasme. Apa karena penis sang cebol itu begitu pendek? Atau mungkinkah penis sang cebol itu pun seperti penis punya wali kelasku, yang benyek serta cepat keluar itu?

BERSAMBUNG...

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama