CERITA DEWASA POLWAN MONTOK DIPERKOSA

CERITA DEWASA POLWAN MONTOK DIPERKOSA

TOURNAMENT PENCURI JACKPOT WAJIB4D

CERITA DEWASA POLWAN MONTOK DIPERKOSA , Hasrat-Bispak03 Hujan menyongsong kembalinya Sani ke kota. Tetapi ke mana arahnya? Rumah orangtuanya sendiri sudah tak kembali menyambutnya. Keluarga besar? Momen baru saja udah memusnahkan kepercayaannya di keluarga besarnya. Dengan uang sisa, Sani cari angkutan ke arah tempat tinggalnya yang paling akhir, asrama polwan. Setelah masalah Ryoko tuntas, Sani benar-benar kembali pada sana. Namun ia cuman mendapatkan sodoran tas berisi barang pribadinya dan tanggapan dingin dari penjaga di muka.

"Lantaran udah dikeluarkan, Anda sudah tak punya hak tinggal di sini kembali. Ini banyak barang Anda."

Satu kembali maksud Sani. Kombespol Bambang Harjadi. Sani hampir kekurangan uang. Namun ia sukses sampailah dalam rumah besar Bambang Harjadi yang sepi. Lagi-lagi…

"Bapak tak berada di tempat, sedang ke luar negeri," kata bintara penjaga rumah dari balik kaca sempit pos jaga. 

"Kapan pulangnya?"

"Maaf, Mbak ini pentingnya apa ya? Bapak ke luar negeri untuk pekerjaan negara. Jika tidak ada kebutuhan penting, saya tak dapat tolong."

Sani tidak dapat ajukan pertanyaan selanjutnya lantaran sang penjaga langsung tutup korden jendela kaca pos jaga. 

Habis…! Selepas lembaga serta keluarga, Bambang Harjadi lantas udah wafatkannya. Tidak ada kembali manusia yang ingin membantu JuaSani. Dengan cara goyah dan jiwa tergoyang ia jalan terseok menghindari dari rumah Kombes Bambang, saluran air matanya tidak kelihatan di tengah-tengah siraman hujan deras.

Semisalkan ada Ryoko…

Ryoko telah kau khianati!

Namun ia penjahat!

Apa perbedaan dengan diri kamu? Meski penjahat, malahan Ryoko tidak mengkhianatimu kan?

Mana beberapa orang baik? Mana keluargamu? Mana lembagamu? Mereka orang baik kan? Tidakkah malah beberapa orang baik mengkhianatimu?

Nyaris dua jam Sani jalan tidak pasti arah, dan hujan masih turun dengan deras. Sani telah tidak perduli kembali, dia sungguh-sungguh kehilangan pegangan. Berulang-kali ia tergelincir, serta terciprat waktu kendaraan lewat di sebelahnya. TEET TEEET! Sani menengok. Seorang pengendara motor ada di dalam sampingnya, dan berbicara padanya,

"Ojek, Non?"

CERITA DEWASA POLWAN MONTOK DIPERKOSA 

Sesaat Sani terheran. Lantas ia memilih untuk naik ojek itu. Ke mana saja dibawa, ia tidak peduli…

"Ke mana?"

Sani menggumam gak terang. Tetapi sang tukang ojek seakan mengerti… dan ojek lantas melesat tembus hujan, di tengahnya kota yang tuju senja.

Saat malam…

"Penonton. Afair penyergapan jaringan prostitusi Ryoko yang menyertakan pelaku polwan membuka lagi tahap baru saat beberapa waktu ini dalam masyarakat mulai tersebar video porno yang disangka diaktori JP, pelaku polwan itu.  Walau begitu Kepolisian mengatakan video itu tak ada hubungan dengan perkara ini dan bukan mengikutsertakan JP. JP sendiri ditemui udah distop secara tak hormat lantaran bisa terbuktikan mengerjakan pelanggaran code etik…" Tayangan informasi malam lagi menyuguhkan perihal-perihal yang menghunjam Sani.

"Maati'iiin TV-nyaaa…" nada Sani meratap panjang ditingkahi gelak tawa beberapa laki laki.

Mereka tengah ada di dalam satu warung kecil di wilayah kotor, di tengah-tengah asap rokok, kulit kacang, dan botol-botol minuman keras. Suara berbicara Sani melantur sebab ia sendiri telah tidak kuat mengangkut kepalanya dari meja. Ia mabok. Ia dibawa ke warung itu oleh sang tukang ojek serta dibuat mabok.

"Eh aku ada videonya yang ada pada tivi itu loh!" hebat seorang lelaki di dekat Sani. "Gua diberikan sama sang Kus tukang pulsa di muka. Pengin tonton tidak?"

Beberapa temannya merubung. Orang itu memutar video di HP-nya. Bunyinya diperkuat. Dan kedengarlah desah gairah Sani di warung itu.

"Oh! Ahh! Entot akuu!! Ngh! Nguhh!"

Banyak laki laki itu, tukang ojek, preman, pedagang asongan, tukang parkir, pengangguran, ketawa dan memberi komentar saru lihat kesenangan kecil di tengah-tengah dinginnya hujan yang bersambung hingga malam serta menyirami warung itu.

"Eh Non, ingin turut tonton film sengit tidak?" Sang tukang ojek barusan memboncengkan Sani membawa kepala Sani maka dari itu Sani dapat lihat video di HP temannya.

TOURNAMENT PENCURI JACKPOT WAJIB4D

Seseorang temannya kembali, nampaknya preman, mengelus paha Sani. Sani yang mabok tidak dapat menantang sewaktu dimainkan semacam itu. Di atas meja warung ada juga koran murahan yang mengekspos sejumlah photo Sani di saat tengah menyaru jadi pelacurnya Ryoko. Video itu terang dari camera video Ryoko yang diambil alih di saat penangkapan di dermaga, dan beberapa foto datang dari penyidikan Savitri. Seandainya Sani masih memiliki pikiran jernih, ia pantas sangsi dengan bocornya seluruh bukti itu ke pers—pasti ada permainan orang dalam. Tapi bergelas-gelas minuman keras udah mengaburkan akalnya. Sang preman mencapai muka Sani dan menciumnya dengan paksakan. Berbau alkohol di satu mulut bersua berbau alkohol di mulut lain. Beberapa kawannya justru tepok tangan serta menyemangati. Mereka tidak jelas, tidak perduli, siapa wanita elok ketidaktahuan yang dibawa sang tukang ojek ke arah tempat kongkow mereka itu. Alkohol serta video porno memancing birahi mereka serta bertepatan ada wanita…

"Lonte yang lu membawa cakep ya. Persis sama yang di video!" kata sang pemilik HP.

"Asal-asalan lu, yang di video kan polwan?"

"Eh telah tengah malem nih. Saya pengin tutup!" kata seorang, kayaknya pemilik warung. "Marilah bayar, gak boleh di ngutang! Lu di membuka botol saja hingga sampai sepuluh…"

Sang tukang ojek lalu ngomong, "Sori Bang, aku kagak ada uang. Ni cewek saja menumpang gak bayar. Tetapi jika saya bayar gunakan ia saja bagaimana?"

"Tujuan lu apa bayar pakai ia?" kata sang pemilik warung.

"Lu bisa pakai ni cewe seenak lu, bagaimana?" sang tukang ojek tawarkan.

Sementara sang tukang ojek usaha ‘menjual' Sani, sang preman selalu menciumi serta menggerayangi Sani. Ia lalu memaksakan Sani minum satu gelas minuman keras kembali.

"Oke," kata sang pemilik warung sembari melihat tamu wanitanya yang mabok itu. "Tetapi gua terlebih dulu yang gunakan ia. Saya kagak ingin sisa elu pada."

"Tutup dahulu warungnya," kata sang tukang ojek.

TOURNAMENT PENCURI JACKPOT WAJIB4D

Kunjungi Juga : Pencuri Jackpot & Pemburu Hadiah

Sang pemilik warung langsung tutup jendela dan pintu warung. Beberapa orang di situ menghalau seluruh yang berada pada atas meja, lalu mengangkut badan Sani dan menempatkannya celentang di atas meja, dipersiapkan untuk jadi tempat pelepasan gairah.

Pagi…

Sani terjaga dari tidur dengan kepala sakit, hangover. Badannya berasa linu, semuanya ototnya pegal. Bisa ia rasakan kulit punggungnya sentuh alas kayu—Dia sadar ia tertidur telanjang. Perlahan-lahan ia buka mata serta dilihatnya sinar matahari yang telah rada tinggi.

"Ahh…" rintihnya, terasa kepalanya sakit.

"Udah bangun?" kedengar suara wanita di dekatnya.

"Kepala… sakit…" keluh Sani.

"Biasanya minum sampai ketiduran di sini ya?"

"Auhh… tidak tau… Tubuh… sakit semua…" Sani hanya dapat berbicara putus-putus. Ia belum menyaksikan siapa wanita yang bercakap dengannya.

"Hingga ngga pakai busana begini. Mari, bangun, pakai busana dahulu."

Sani bangun dengan kerja keras, lalu memanfaatkan kembali pakaiannya yang berantakan. Ia juga sadar dalam vaginanya ada beberapa sisa sperma. Ia terpikir momen-kejadian mirip waktu masih menyaru, ia tertidur selepas layani laki laki, ditinggalkan demikian dengan benih mereka dalam dianya sendiri.

"Ada… kamar mandi di sini?"

"Ada air berada di belakang," kata sang wanita sembari menunjuk. Sani saat ini dapat menyaksikan ia: wanita 40-an dengan rambut keriting, muka keras yang tetap sedikit tersisa kecantikan, tank hebat kusam, serta kuku bercat merah yang tidak rapi.

Sani tuju belakang warung, dari sana ada WC jongkok simpel yang kotor dengan ember dan gayung. Meredam jijik, ia bersihkan diri sekedarnya, lalu balik ke tengah warung.

"Ujarnya Alip kamu pengin cari kerja di wisma?"

"Alip? Wisma?"

"Tukang ojek. Barusan pagi ia ngomong membawa kamu kesini tukasnya kamu pengin cari kerja."

Sani rada kebingungan.

"Kebingungan? Anyar pertama kesini yah? Tempat ini namanya Kalirotan," sang wanita menerangkan, sembari menghidupkan rokok.

"Kalirotan. Oh…" Sani tahu nama itu. Nama salah satunya lokalisasi kelas bawah di kotanya. Posisinya 1/2 legal.

"Oh ya kenalin.

CERITA DEWASA POLWAN MONTOK DIPERKOSA 

Nuri…" kata wanita itu sembari menyalami. "Benar ingin kerja di wisma? Kamu cukup cakep. Di tempatku saja pengin?"

Sani termenung mengolah penawaran wanita itu.

"NGENTOT!!"

"MINGGAT LU BANGKE!!"

BUKK! BRAK! DUGG!!

Seorang lelaki jatuh di jalanan. 2 orang laki laki lain menyepak serta menginjaknya. Lelaki yang jatuh itu kerja keras berdiri serta selanjutnya sukses kabur. 2 orang yang menggempurnya memaki.

"Ooii ribut-ribut apa sich itu?" teriak Mami Nuri dari dalam warung tendanya.

"Orang main tidak bayar Mbak!" orang barusan menyepaki berteriak membalasnya.

"Bising sangat sich," 

Omel Mami Nuri sembari melihat ke jalan. Seseorang lelaki berdiri di luar warung. Bapak-bapak 1/2 baya, kumisan, dengan rambut tipis dan pakaian kusam. Gantenggnya seperti karyawan rendahan, laki laki yang tidak berhasil mendapatkan kesuksesan walaupun sebenarnya usia produktifnya nyaris habis. Tetap Mami Nuri menyambutnya secara baik, menyilahkannya duduk di sofa depan dan tiada disuruh langsung membuka botol minuman. Mami Nuri lalu panggil anak buahnya. 5 orang wanita langsung merapat serta menempatkan diri di muka sang bapak. Wujud mereka beraneka ragam, dari ABG kurus kering hingga STW montok. Berbau jenis-jenis wangi-wangian murahan berbenturan di hidung sang bapak. Beberapa pelacur kelas bawah itu usaha tampil seksi, obral belahan dada dan paha, tetapi kesan-kesan murahan tidak dapat raib. Tetapi sang bapak berasa ini malam keberuntungannya. Di lokalisasi kelas bawah yang ia singgahi itu, rupanya ada pula yang cukup. Ia menunjuk wanita yang ada di tengah. Wanita itu kenakan blus tiada lengan putih tipis dengan bra hitam berenda membayang di belakangnya, rok superpendek kotak-kotak, sepatu hak tinggi. Rambut panjangnya dikuncir ekor kuda, hingga sepasang telinganya yang digelantungi anting lingkaran dilihat. Walau riasannya semenor lainnya, dengan bedak tebal, lipstik merah, eyeshadow biru, dan bulu-bulu mata palsu, parasnya masih lebih elok. 

Sang bapak pilih ia. Sang bapak menunjuk Sani. 

TOURNAMENT PENCURI JACKPOT WAJIB4D

Telah dua minggu Sani ada di sana, melacur di warung remang-remang Mami Nuri. Ia sungguh-sungguh berasa tidak miliki harga diri kembali sehabis dibikin malu di mata masyarakat, diberhentikan, dibuang orang tua, dikhianati keluarga, dan paling akhir digilir oleh satu kelompok begundal kelas teri sewaktu mabok. Karenanya ia juga tidak berpikiran beberapa macam saat Mami Nuri menjajakan tugas. Ia tidak lagi terasa dianya wanita baik. Apalah kembali ia selainnya sama seperti yang ditudingkan pelosok dunia, seluruh orang padanya? Ia pelacur. Lonte. WTS. Disinilah daerah yang patut buatnya, di mana semuanya orang didalamnya gak mempunyai harga diri. Di mana seluruhnya wanitanya mengangkangkan kaki buat uang. Sani tersenyum dan menggamit sang bapak keluar warung remang-remang Mami Nuri, selepas sang bapak bayar minuman yang tidak disuruh serta harga kemahalan. Mereka tuju kamar tempat kencan—sebenarnya tenda tertutup dengan tempat tidur bambu dan kasur didalamnya. Dari tenda-tenda lain kedengar desahan serta rintihan palsu beberapa pelacur murahan yang lagi bekerja. Satu-dua preman berjaga-jaga di situ. Seperti itu dia kehidupan Sani saat ini, hakekatnya sama dengan tugasnya di bawah Ryoko dahulu, tetapi kelasnya selisih jauh. Dari kamar hotel bintang lima ke warung tenda. Dari juta-an ke seratusan ribu. 

Dari pebisnis, petinggi, pejabat ke pengemudi, kuli, preman. Sani gak repot membawa berbicara atau bergaul sang bapak, dia segera menanggalkan baju lelaki hidung belang itu, lantas menelanjangi diri. Buat memancing hasrat, ia menciumi sekujur badan sang bapak langsung tiduran di dipan. Tangan, lengan, ketiak, leher, belakang telinga. Turun ke dada, perut, dan selanjutnya kemaluan. Sang bekas polwan langsung menjulurkan lidahnya dan menjilat-jilati kepala burung sang bapak seperti nikmati lolipop. Keterampilan blowjobnya yang paling terasah sewaktu bekerja buat Ryoko gak raib. Sehabis membasahi semuanya kepala burung itu dengan liur, lidahnya bergerak turun sejauh tangkai, menggelikan pelir, dan terus turun sampai lubang anus.

CERITA DEWASA POLWAN MONTOK DIPERKOSA 

Sang hidung belang terasa geli-geli nikmat dibegitukan, ia sungguh-sungguh untung mendapatkan service kelas atas di dalam tempat murahan itu. Lantas Sani mengangkangi badan sang bapak dan menanamkan penis yang basah dengan liur itu dalam vaginanya.

Ia telah tidak berpikiran memakai kondom—dia tidak perduli kembali dengan dianya, gak perduli efek hamil maupun penyakit. Sani tersenyum palsu saat lagi ia mulai menggoyang-goyang tamunya perlahan, lalu ia tundukkan badan di depan sembari merengkuh kepala sang bapak supaya nikmati payudaranya. Sang bapak dengan berbahagia menyusu terhadap Sani. "Uhhh!! Isep Mas!" bujuk Sani.

Yang cukup di luar pendapat, rupanya ereksi sang bapak bertahan lama. Sani memecutnya hingga ia sendiri orgasme, tetapi tamunya masih tegang. Mereka setelah itu pindah status jadi misionaris, serta sang bapak memacunya lumayan lama, kemungkinan 20 menit, hingga ia mandi keringat dan sang bapak pucat.

"Kok nggak keluar-keluar sich! Pakai obat kuat ya?" maki Sani geram. Sang bapak nyengir. Nyatanya kejantanan hasil dibeli dalam bingkisan! Lagi Sani orgasme, tetapi ia gak menikmatinya. Vaginanya udah berasa kering lantaran kelamaan difungsikan.Pada akhirnya sang bapak ejakulasi pun, biarpun disongsong paras cemberut Sani. Sialan! Umpatnya dalam hati. Bapak itu menyimpan uang di atas dipan dan mengeloyor pergi. Sani tergelintang mengangkang, ngilu. Akan tetapi kerjanya belum tuntas. Kecantikan alami Sani sudah membikin beberapa lelaki hidung belang menyemut ingin nikmati kemulusan badannya. Dan barusan Sani bangun dan memakai handuk untuk tutupi badan bugilnya, pintu ruang tempat perlawanannya barusan udah buka dengan paksakan. 

3 orang preman mabok dan wajahnya gahar masuk dengan semaunya, Salah seorang pada mereka yang kelihatannya pimpinan segerombongan itu lantas buka resleting celana jeans kusamnya. Sani masih kuranglah kuat untuk menentang, selangkangannya masih perih sehabis digempur penis bandot tua konsumen setia awalnya, serta dia memang tidak ingin kembali menantang. Dia melepaskan saja sang preman menjambak rambutnya, memaksa berlutut di lantai yang cuma diaci seadanya.

TOURNAMENT PENCURI JACKPOT WAJIB4D 

Lututnya agak sakit lantaran terbentur semen kasar, serta perih saat dia diminta beringsut dekati selangkangan si preman. Preman itu benar-benar tidak berperasaan, dengan kasar dia memberikan penis kotor dan berbau kepunyaannya ke mulut elok si gadis yang saat ini terselak, serta usaha semestinya buat memberikan kepuasan lelaki yang udah bayar badannya buat berikan service terhebat. Sementara dua temannya mulai menelanjangi diri sendiri, lantas mulai memutari Sani… 

lalu memaksakan si gadis men-deepthroat penis mereka juga.  Ah… seumpama Sani tahu bila banyak preman itu sekalipun tidak bayar satu rupiah juga buat nikmati badan eloknya! Andaikata Sani tahu kalaupun Mami Nuri saat ini tengah mengurut dada karena harus biarkan divanya jadikan penghasilan uang keamanan yang benar-benar teratur ditagih banyak preman.  Serta Mami Nuri cuma dapat mendesah dengar rintihan Sani, erangan si gadis, dan jerit terhambat wanita itu bersamaan badannya yang diberlakukan bagaikan binatang oleh ke-3  preman. Pada akhirnya Mami Nuri cuma dapat terisak perlahan sewaktu dia masuk ke kamar serta menyaksikan Sani terlentang tidak sadarkan diri gak punya daya, semprotan sperma penuhi muka, payudara dan sisi badannya yang lain… Vagina si gadis bengkak, dan anusnya membuka…

Nyaris 5 bulan Sani menjalankan pekerjaan menjadi pelacur kelas teri. kecantikannya tidak sirna, sampai kenggunannya semakin terpancar meski dia tidak memakai banyak dandanan seperti beberapa rekannya yang berhias benar-benar menor untuk mencuri perhatian lelaki hidung belang. Dandanan Sani yang simpel, juga hampir gak bermake-up malahan membutanya jadi amat anggun, serta menimbulkan banyak lelaki yang mengidamkan servis dari dianya. Kecantikan alaminya, kepasrahan keseluruhan yang dikerjakan membuat konsumennya demikian mencintai dianya sendiri. Serta demikian keseluruhan servis yang diberi Sani sampai beberapa konsumen setianya tidak lagi mengenali jika si gadis mulai merekayasa orgasmenya.

Ya, seperti umumnya beberapa pelacur yang terus-terusan layani laki laki, Sani mulai terasa rangsangan pada vaginanya mulai menyusut.

CERITA DEWASA POLWAN MONTOK DIPERKOSA 

sampai dia mulai beradegan untuk bikin banyak tamunya terasa ibarat lelaki bagus.

Meski faktanya bila bukan dikarenakan obat kuat, karena itu dalam perhitungan 3 sampai 5 menit jadi banyak lelaki itu telah berejakulasi dalam rahimnya…

Serta waktu 5 bulan itu, ketenaran yang diraih Sani mulai membuat orang pelacur yang sesungguhnya masih lebih muda dari Sani terasa tersaingi. Lantaran sebelumnya Sani hadir dirinya-lah bintang di semua kompleks Kalirotan.

"Bang…" desah Mira, pelacur belia itu sembari membelai dada area Margo, kepala preman Kalirotan yang paling dihormati.

"Apa?" kata Margo perlahan tetapi dengan suara berani.

"Saya tak senang dengan sang Sani…" desah Mira dengan manja, bibirnya yang bergincu merah murung ibarat anak kecil yang ingin menjadi perhatian.

"Sani yang mana?" bertanya Margo sekalian lalu, meski sesungguhnya dia bisa menduga wanita yang mana disebutkan Mira, sebab dia sendiri udah berulangkali mencicip kehangatan serta layanan keseluruhan si gadis yang dikasihkan dengan cara gratis menjadi bonus pembayaran uang keamanan dari Mami Nuri. Terhitung waktu tanpa jijik dan geli wanita itu menjilat bersih penisnya yang barusan menghamburkan benih di anus si gadis…

BERSAMBUNG

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama